Visi dan Misi Ekonomi Capres

Friday, May 22, 2009


SBY-Boediono 'Kanan', Megawati-Prabowo 'Kiri', JK-Wiranto 'Tengah-tengah'



Kebijakan ekonomi yang diusung para Capres peserta Pemilu 2009 ini berbeda satu sama lain. Namun jika digambarkan, kebijakan ekonomi SBY-Boediono lebih ke 'kanan', Megawati-Prabowo ke 'kiri', dan JK-Wiranto berada di tengah-tengah.

Hal ini dikatakan oleh Pengamat Ekonomi Avilliani ketika dihubungi detikFinance, Sabtu (23/5/2009).

Menurut Avilliani, dari tiga capres peserta Pemilu 2009 ini, dari sisi visi dan misi ekonominya, target-target pasangan Jusuf Kalla-Wiranto yang paling realistis. "JK selama dia menjadi Wakil Presiden berani menjamin proyek-proyek infrastruktur seperti listrik 10 ribu MW dan juga infrastruktur lain. Ini jelas akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi, dan dia menargetkan pertumbuhan ekonomi 8%," jelasnya.

Visi dan misi ekonomi JK-Wiranto mengusung ekonomi berkeadilan, investor asing boleh masuk tapi untuk kepentingan rakyat. "JK mengutamakan sektor riil," ujarnya.

Sementara itu untuk pasangan SBY-Boediono mengutamakan stabilitas makro ekonomi dengan target pertumbuhan ekonomi moderat 7%. "Tapi stabilitas makro ekonomi ini untuk investor-investor asing di pasar modal saja, ini bisa merugikan kita. Karena itu SBI (Sertifikat bank Indonesia) asing tinggi, jadi buat dunia usaha tidak menguntungkan," ujarnya.

Untuk pasangan Megawati-Prabowo, mereka mengusung ekonomi kerakyatan murni dengan target pertumbuhan ekonomi optimistis 10%. "Ini tidak bagus juga, nanti tidak ada investor yang mau masuk karena seperti sosialis," jelasnya.

"Jadi saya lihat dari visi dan misi ekonominya, SBY-Boediono 'kanan', Megawati-Prabowo 'kiri', dan JK-Wiranto berada di tengah-tengah," tandasnya.

Namun yang lebih penting dari itu adalah agar janji serta visi dan misi yang diusung oleh ketiga capres itu haruslah dilaksanakan setelah terpilihnya nanti, khususnya di bidang ekonomi, bagaimana menghadapi tekanan imbas krisis ekonomi global saat ini.

Read more...

Parpol Mulai Bergrilya

Tuesday, May 19, 2009

PD Bantah Parpol Peserta Koalisi Lompat ke JK-Wiranto



Partai Demokrat (PD) membantah parpol peserta koalisi mendukung duet SBY-Boediono meloncat mendukung pasangan JK-Wiranto. Ditegaskan, yang lari menyeberang ke JK-Wiranto hanyalah oknum parpol.

"Tidak ada yang lari dari Demokrat kok. Yang dimaksud lari itu hanya oknum-oknumnya saja," ujar anggota FPD Sutan Bhatoegana di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/5/2009).

Menurut Sutan, 23 parpol masih eksis mendukung SBY-Boediono. PD optimistis parpol-parpol itu tidak akan mencabut kontrak koalisi yang sudah disepakati.

"Kami tetap optimis dong. Dan kami yakin Pilpres kali ini hanya satu putaran saja kok," tegas Sutan.

Sutan menerangkan, beberapa oknum anggota koalisi PD yang mendukung JK-Wiranto berasal dari PAN. Namun dia enggan menyebutkan siapa saja nama-nama kader PAN itu.

"Ah nggak enak. Nggak etis bila disebutkan namanya," elak dia.

Sebelumnya, disebut-sebut Amien Rais loncat mendukung JK-Wiranto. Namun hal itu dibantah setelah Amien menerima penjelasan SBY jika Boediono tidak beraliran neoliberal.

Selain itu, kader PAN yakni Drajad Wibowo dikabarkan masuk tim sukses JK-Wiranto. Drajad tidak mengiyakan atau memberi konfirmasi perihal kabar itu.

Selain kader PAN, kader PPP yakni Lukman Hakiem dikabarkan juga berpaling ke JK-Wiranto.

Read more...

Launching MegaPro

Saturday, May 16, 2009

Setelah mendaftarkan diri di kantor KPU hari ini, selanjutnya pasangan Mega-Pro Siapkan Pesta Sederhana di Jakarta, bertepatan dengan hari kebangkitan nasional minggu depan, Kurang tepat jika kondisi negara yang masih krisis, deklarasi dengan pesta mewah.

Megawati&Prabowo (Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis)

VIVAnews - Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto akan mendeklarasikan diri sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden. Sebuah pesta sederhana pun sudah dipersiapkan.

"Kita akan lakukan dengan sederhana saja, karena negara kita masih krisis," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, di Kantor KPU, Jakarta, Sabtu 16 Mei 2009.

Menurutnya, kurang tepat jika kondisi negara yang masih dilanda krisis, PDI Perjuangan dan Gerindra mengadakan pesta mewah. Deklarasi itu, lanjut Fadli, rencananya digelar pada Senin 18 Mei di Jakarta. "Segera kami persiapkan," ujarnya.

Fadli Zon kemudian sedikit menyentil mengenai kebijakan pemerintah saat ini. Menurutnya, pemerintah sekarang seperti mengusung liberal kapitalistik. "Nyatanya saat ini rakyat masih dalam kemiskinan dan pengangguran," jelasnya.

Pasangan Megawati-Prabowo diumumkan pada Jumat malam. Pasangan yang mengusung nama Mega-Pro Rakyat ini berjanji akan mengangkat harkat kecil dan marjinal menuju sebuah Indonesia baru yang sejahtera.

Read more...

PKS Ragu Dengan SBY

Thursday, May 14, 2009

PKS Ragukan Elektabilitas SBY-Boediono
Didi Syafirdi - detikPemilu


Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meragukan kemenangan pasangan SBY-Boediono dalam pemilu presiden yang akan datang. Boediono dinilai lebih cocok menjadi Gubernur Bank Indonesia dan tidak menduduki posisi wapres yang merupakan jabatan politik.

"Sudah ada poster-poster yang menolak SBY-Boediono. SMS yang masuk juga banyak. Saya bingung bagaimana mengatasinya. Untuk kemenangan SBY-Boediono, kita saja ragu," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring di DPP PKS, Jl Mampang Prapatan Raya, Jakarta, Kamis (14/5/2009) malam.

Menurut Tifatul, tidak hanya PKS saja yang meragukan kemenangan bakal pasangan capres-cawapres tersebut. Pihak lain yang juga meragukan adalah mantan Ketua MPR Amin Rais dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP Bachtiar Chamsyah.

"Ini bukan hanya PKS yang meragukan, bahkan Pak Amin Rais dan Bachtiar Chamsyah juga meragukan," jelasnya.

Tifatul berharap, pasangan capres-cawapres tidak hanya mewakili militer-sipil, tetapi juga mengakomodir Jawa-non Jawa. Bersatunya pasangan capres-cawapres juga bukan hanya terkait dengan bergaining kursi. Pasangan  yang maju, dinilai Tifatul, harusnya diperuntukkan bagi stabilitas pemerintahan 5 tahun ke depan. 

"Secara pribadi saya melihat Pak Boediono akan lebih baik menjadi Gubernur Bank Indonesia, karena dia lebih independen. Kalau posisi wapres kan hanya cadangan. Saya rasa sulit, karena posisi wapres itu kan bukan profesional tapi posisi politik," pungkasnya.

Read more...

SBY-Boediono, Bagaimana dengan PKS?

Tuesday, May 12, 2009

SBY-Boediono
Andi Mallarangeng: Boediono Sudah Disurvei
Survei itu menemukan Boediono adalah pasangan paling pas bagi Susilo Bambang Yudhoyono.
RABU, 13 MEI 2009, 13:26 WIB
Arfi Bambani Amri, Muhammad Hasits
Presiden Yudhoyono dan Juru Bicara Andi Mallarangeng (Antara/ Ali Anwar)

VIVAnews - Salah satu Ketua Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, menyatakan pemilihan calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono sudah melalui survei internal. Dan hasilnya, Boediono adalah yang paling tepat berdampingan dengan SBY.

Penjelasan itu disampaikan Partai Demokrat dalam pertemuan dengan tiga mitra koalisinya Selasa malam di Wisma Negara. "Kami jelaskan, dilihat melalui survei yang independen dan ilmiah," kata Andi Mallarangeng di lapangan udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu 13 Mei 2009.

Dan penjelasan itu, kata Andi, diterima tiga partai yang hadir. "Memang awalnya ada informasi yang sepotong-sepotong sehingga informasi yang sepotong-sepotong itu ditanggapi secara dini dan setelah dijelaskan pada pimpinan-pimpinan partai, Insya Allah bisa menerima. Tapi mungkin masih ada yang perlu membicarakannya secara mendalam," kata Andi yang juga Juru Bicara Presiden itu.

Sementara partai yang tidak bisa hadir, informasi disampaikan melalui telepon atau pesan singkat. "Setelah dijelaskan, rasanya tidak ada masalah," kata Andi.

Dan Demokrat pun optimistis deklarasi calon presiden dan wakil presiden koalisi yang digalang Partai Demokrat bisa berlangsung 15 Mei 2009 nanti. Sementara sang calon presiden dan wakil presiden pun sudah mulai mengisi formulir calon presiden sejak dua hari lalu.

Empat partai yakni Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Kebangkitan Bangsa pada Selasa kemarin menyatakan keberatan dengan pemasangan Boediono sebagai calon wakil presiden. Pada perkembangannya, Partai Kebangkitan Bangsa akhirnya menyokong Boediono. PPP dan PAN menyatakan memahami, sementara PKS belum berubah pandangan sejak kemarin.

Read more...

SBY Pede Banget

Pemilu Presiden 2009
SBY Mulai Mengisi Formulir Calon Presiden
Pengisian formulir itu telah dilakukan sejak dua hari lalu dan masih berlangsung.
RABU, 13 MEI 2009, 12:58 WIB
Arfi Bambani Amri, Muhammad Hasits
(Setpres)

VIVAnews - Susilo Bambang Yudhoyono mulai mengisi formulir calon presiden. Pengisian formulir yang berjumlah 23 lembar itu sudah berlangsung selama dua hari di kediaman pribadinya di Cikeas, Bogor.

"Makanya dua hari lalu Pak SBY berkantor di Cikeas karena harus mengisi berkas," kata salah satu Ketua Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, yang juga Juru Bicara Presiden di lapangan udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu 13 Mei 2009.

Formulir 23 lembar itu harus diisi calon presiden dan wakil presiden. "Kemudian melengkapinya dengan macam-macam hal, foto juga," ujar Mallarangeng.

Namun pengisian itu belum selesai, padahal deklarasi direncanakan 15 Mei nanti. Dan hari ini, SBY bertolak pula menuju Manado untuk mengikuti World Ocean Conference sampai tanggal 15 Mei.

Pendaftaran calon presiden ditentukan KPU hanya sampai 16 Mei. Kemudian pemeriksaan kesehatan calon presiden, salah satu syaratnya, dibatasi sampai 18 Mei saja.

Read more...

Kemana PDIP

Pemilu Presiden 2009
Posisi PDIP Clear Tanggal 15 Mei
PDIP gelar pertemuan tertutup. "PDIP bukan mau ke mana. Tapi, PDIP yang mau menentukan."
RABU, 13 MEI 2009, 13:16 WIB
Elin Yunita Kristanti, Mohammad Adam
Megawati Soekarnoputri, Tjahjo Kumolo & Pramono Anung (Antara/ Widodo S Jusuf)

VIVAnews - Beda dengan Jusuf Kalla yang sudah memberanikan diri maju sebagai calon presiden bersama Wiranto, atau Yudhoyono yang sudah menetapkan hati bersama Boediono, kemana Megawati menjatuhkan pilihannya belum jelas.

Sekretaris Jenderal PDIP, Pramono Anung mengatakan partainya masih aktif mengadakan komunikasi politik. "Hari ini banyak pertemuan bersifat tertutup untuk mengerucutkan beberapa segmen yang masih terpisah," kata Pramono di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 13 Mei 2009.

Namun, Pramono tak mau menyebutkan partai mana saja akan hari ini akan bertemu secara 'rahasia' dengan PDIP.

Selain intensif membangun komunikasi politik dengan Partai Demokrat, PDIP juga terus melakukan perundingan dengan Partai Gerindra. "PDIP bukan mau ke mana. Tapi, PDIP yang mau menentukan. Tanggal 15 kita di posisi yangclear," kata Pramono.

Ditanya tanggapan soal ancaman partai-partai keluar dari koalisinya dengan Demokrat karena pencalonan Boediono, Pramono enggan menanggapi. Menurutnya, itu merupakan bagian dari bunga-bunga demokrasi. "Posisi PDIP dan Demokrat sejajar, dengan demikian kita tidak berkeinginan memanfaatkan itu (penolakan Boediono). Ini bagian dari bunga-bunga demokrasi," tambah dia.

Bunga-bunga politik itu, kata Pramono, akan makin banyak. Bagaimana kalau partai koalisi Demokrat beralih ke PDIP? "Kita tentu membuka lebar pintu bagi siapa saja untuk bergabung," kata dia.

Penghitungan sementara pada Sabtu lalu, PDIP yang meraih 14 persen suara meraup 93 kursi. Belakangan, PDIP mendapat dua tambahan kursi dari Riau dan Jawa Timur. Tak ada pilihan lain bagi PDIP untuk berkoalisi dengan partai lain.

Read more...

Duet Prabowo-Bachir

Pemilu Presiden 2009
Duet Prabowo-Bachir, Mengapa Tidak
Lalu bagaimana kans Prabowo-Bachir jika mereka berpasangan?
SABTU, 9 MEI 2009, 12:58 WIB
Ismoko Widjaya, Mohammad Adam
Prabowo Temui Soetrisno Bachir (VIVAnews/Tri Saputro)

VIVAnews - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sudah 'melirik' Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Soetrisno Bachir. Bila duet Prabowo-Bachir ini maju, maka satu target politik telah tercapai.

"Target politik tercapai. Prabowo jadi presiden, Soetrisno jadi wapresnya. Mereka juga bisa jadi (pasangan)," kata pengamat politik Mohammad Qodari dalam keterangan kepada VIVAnews, Sabtu, 9 Mei 2009.

Lalu bagaimana kans Prabowo-Bachir jika mereka berpasangan? Menurut Qodari, ada kemungkinan menang. Dia menilai, masyarakat awalnya menduga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri akan berpasangan sama Prabowo. Namun karena Prabowo sepertinya tetap ngotot menjadi presidennya, Mega juga inginnya presiden. Alhasil, PDIP dan Gerindra menemui jalan buntu.

"Prabowo pun akhirnya mencoba realistis dan mulai melirik PAN. Dan itu kelihatannya ini akan cukup serius. Prabowo berpasangan dengan Soetrisno Bachir ini kelihatannya cukup serius," kata Qodari.

Qodari menilai, duet ini bagus. Kendalanya cuma satu, perolehan suara dua partai pengusungnya itu mencukupi atau tidak. Bila digabungkan ternyata perolehan suara Gerindra dan PAN tidak cukup. Maka mereka butuh partai lain lagi.

"Kalau bisa gandeng PPP maka persoalan selesai. Atau bisa juga mereka mengumpulkan suara dari partai-partai kecil yang tidak lolos parliamentary treshold," ujar dia. Tapi untuk mengumpulkan partai-partai kecil juga bukan hal yang mudah. Sebab sebagian besar dari mereka sudah mau bergabung dengan Demokrat

Read more...

PAN Pertimbangkan SBY-Boediono

Alvin Lie: PAN Pertimbangkan SBY-Boediono
Meski begitu, PAN mempertimbangkan duet SBY-Boediono.
RABU, 13 MEI 2009, 13:24 WIB
Ismoko Widjaya, Anggi Kusumadewi
Gubernur BI Boediono (Antara)

VIVAnews - Partai Amanat Nasional (PAN) sedang mengevaluasi rencana koalisi dengan Demokrat. Meski mengevaluasi, PAN tetap mempertimbangkan soal pemilihan nama Gubernur Bank Indonesia, Boediono, sebagai calon wakil presiden untuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Itu juga termasuk poin yang kami pertimbangkan," kata fungsionaris PAN, Alvien Lie, di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2009.

Menurut Alvin, PAN juga sedang menginventarisir pro-kontra yang terjadi soal rencana koalisi dengan Demokrat. Alvin Lie mengatakan ada wacana bahwa bila tetap berjalan dengan Demokrat, posisi PAN akan seperti apa. Begitu juga bila PAN merapat ke kubu lainnya.

"Inilah yang perlu dievaluasi," ujar Wakil Ketua Fraksi PAN di Dewan ini. Kendati demikian, PAN tetap terbuka dengan semua pihak untuk membicarakan masalah koalisi. "Walaupun pembicaraan dengan Demokrat dilakukan memang lebih mendalam," kata Alvin.

Seperti diberitakan, konflik di dalam tubuh PAN hingga kini belum juga mereda. Kubu Soetrisno Bachir lebih memilih untuk merapat ke Gerindra dan Koalisi Teuku Umar.

Sedangkan, Amien Rais sudah jelas mendukung SBY dan Demokrat. Bahkan, Amien Rais melalui pertemuan Yogya di kediamannya, memutuskan Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden dari PAN. Keputusan itu diperkuat dengan Rapat Kerja Nasional PAN di Yogyakarta.

Read more...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP